Wisuda ITB 1

......

Wisuda ITB 2

......

Berita3

.....

Berita4

........

Berita5

........

Senin, 30 April 2012

Jeffrey Lang: Takjub dengan Alquran, Profesor Matematika itu Memeluk Islam



Sikap kritisnya terhadap logika keberadaan Tuhan membawanyanya pada atheisme di usia remaja. Namun, kekalahan logikanya oleh Alquran sepuluh tahun kemudian membimbing profesor Matematika ini pada Islam, agama yang pernah hadir dalam mimpinya.

***

"Ayah, apakah surga itu benar-benar ada?" Jeffrey Lang kecil bertanya kepada ayahnya saat berjalan-jalan bersama anjing peliharaannya di pantai, sekitar 50 tahun lalu.

Kini, Jeffrey adalah seorang profesor Matematika yang memperoleh gelar master dan doktor dari Purdue University, West Lafayette, Indiana pada 1981. Pertanyaan yang pernah dilontarkannya saat masih kanak-kanak itu kini terjawab sudah. Dosen dan peneliti di Universitas Kansas Amerika Serikat ini menemukannya dalam Islam, 32 tahun lalu.

Lahir pada 30 Januari 1954 di Bridgeport, Connecticut, Jeffrey dibesarkan di tengah keluarga dan lingkungan Katolik Roma. Selama 18 tahun pertama dalam hidupnya, ia belajar di sekolah-sekolah Katolik, di mana ia bertemu pendeta dan teman-teman dari latar belakang agama yang sama.

Hidup di lingkungan Katolik tak begitu saja menjadikan Jeffrey seorang pemeluk agama yang taat. Sikap kritis yang dimilikinya sejak kecil justru menjauhkannya dari agama keluarganya itu. Diskusi-diskusi yang dibangunnya dengan orang tua, pendeta sekolah, dan teman-teman sekolahnya tak pernah berhasil menjawab pertanyaannya tentang keberadaan Tuhan.

“Pada masa itu, aku sudah mulai banyak bertanya tentang nilai-nilai kehidupan, baik secara politik, sosial, maupun keagamaan. Aku bahkan sering bertengkar dengan banyak kalangan untuk memperdebatkan hal itu, termasuk dengan pemuka gereja Katolik,’’ tulisnya dalam salah satu buku tentang perjalanannya menemukan Islam.

Menjelang kelulusannya dari sekolah Notre Dam Boys High, saat usianya 18 tahun, Jeffrey merasa kebuntuan logika tentang Tuhan hanya menyisakan satu pilihan baginya; menjadi atheis. Sang ayah yang marah dengan pilihan Jeffrey berkata, "Tuhan akan membuatmu tertunduk, Jeffrey."

Ucapan ayahnya benar-benar terjadi. Jeffrey tertunduk dan bersimpuh di hadapan Tuhan pada suatu malam, dalam sebuah mimpi.

Dalam mimpinya, Jeffrey berada di dalam sebuah ruangan kecil yang tenang dan hening. “Tak ada perabot apapun, tidak juga hiasan apapun di dindingnya yang berwarna putih keabuan. Hanya ada karpet bermotif dengan warna dominan merah dan putih menutupi lantai ruangan,” katanya.

Jeffrey menambahkan, dirinya tak sendiri di dalam ruangan itu. Ia dan beberapa orang lainnya berada dalam beberapa barisan. “Aku ada di barisan ketiga. Tak ada perempuan di sana, hanya laki-laki. Kami semua duduk di atas tumit-tumit kami, menghadap sebuah jendela kecil yang membawa cahaya yang terang benderang ke dalam ruangan.”

Jeffrey merasa asing karena tak mengenal siapapun, namun melakukan gerakan ruku’ dan sujud bersama dan seirama. “Tenang sekali, seolah seluruh suara dimatikan,” katanya. Masih dalam mimpinya, di tengah keheningan itu, Jeffrey tersadar bahwa mereka dipimpin seseorang yang berdiri paling depan di bagian tengah ruangan. “Ia berada di sisi kiriku, tepat di tengah ruangan, terpisah dari barisan.”

“Aku hanya sempat melihatnya sekilas, pria itu memakai jubah panjang putih. Di kepalanya terdapat sebuah kain putih dengan motif merah. Saat itulah aku terbangun dari mimpiku.”

Mimpi itu berulang kali menghampiri Jeffrey di sepanjang 10 tahun kehidupan tanpa Tuhan yang dijalaninya. Karena sama sekali tak mengerti, Jeffrey mengabaikannya. Hanya saja, satu hal yang tak dilupakan Jeffrey, “Aku selalu merasa nyaman setiap terbangun dari mimpi aneh itu.”

***

Sepuluh tahun kemudian, di hari pertamanya mengajar di University of San Fransisco, Jeffrey bertemu seorang mahasiswa Muslim di kelas Matematika yang diampunya. Dalam rentang waktu yang cukup singkat, Jeffrey telah menjalin pertemanan dengan mahasiswa Muslim itu, juga keluarganya. Keduanya sering berbincang dan berdiskusi, namun tak pernah membahas soal agama.

Hingga pada suatu waktu, salah seorang keluarga mahasiswa Muslim itu memberi Jeffrey sebuah salinan Alquran. Karena tak sedang mencari agama, dan sebagai seorang ateis, Jeffrey membacanya dengan berbagai prasangka di otaknya.

Jeffrey pun segera terlibat dalam apa yang disebutnya pergulatan. “Alquran menyerangku secara langsung dan personal, mengkritik, mempermalukan, dan menantangku. Sejak awal, kitab itu menorehkan garis peperangan, dan aku berada di wilayah yang berseberangan,” katanya.

“Anda tidak bisa hanya membaca Alquran. Tidak akan bisa jika Anda melakukannya dengan serius. Pilihannya (ketika Anda membaca Alquran) adalah, pertama, Anda telah menyerah padanya atau, kedua, Anda menantangnya.”

Jeffrey kewalahan. Ia kebingungan. “Aku menderita kekalahan parah. Karena saat membacanya, sangat jelas kurasakan bahwa Penulisnya (Allah SWT) mengetahui tentangku lebih baik daripada aku mengenal diriku sendiri,” ujarnya takjub.

Ketakjuban itu bertambah. Ketika Jeffrey memunculkan pertanyaan dan sanggahan baru dalam otaknya setiap selesai membaca Alquran hingga bagian tertentu, ia segera memperoleh jawabannya saat meneruskan bacaannya. “Seolah Penulis kitab itu membaca pikiranku.”

“Alquran selalu berada jauh di depan pemikiranku. Ia menghapus rintangan yang telah kubangun bertahun-tahun lalu dan menjawab semua pertanyaanku,” katanya. Semakin keras ia mencoba melawan dengan sanggahan dan pertanyaan, semakin jelas ia memperoleh kekalahan dalam pergulatan itu. “Aku dituntun ke sebuah sudut di mana hanya ada satu pilihan.”

***

Tahun 1982, Jeffrey mendapati sejumlah kecil mahasiswa Muslim memanfaatkan sebuah ruangan kecil di basement gereja untuk shalat. Ia memberanikan diri mengunjungi tempat itu pada suatu hari. Setelah beberapa jam di ruangan kecil itu, Jeffrey keluar dengan sebuah identitas baru; Muslim.

Ia telah bersyahadat di sana, beberapa saat menjelang tengah hari. Memasuki waktu Dzuhur ia berbaur dan berdiri dalam barisan bersama para mahasiswa, dipimpin seorang bernama Ghassan. Jeffrey menunaikan shalat pertamanya.

Jeffrey terlarut dalam setiap gerakan shalat yang diikutinya. Saat menyelesaikan gerakan sujud dan melakukan duduk iftirasy, Jeffrey melihat ke arah depan dan melihat Ghassan. “Ia berada di sisi kiriku, di tengah-tengah di depan sana, di bawah jendela yang menghujani ruangan dengan cahaya. Ia terpisah dari barisan, mengenakan jubah putih, dengan selendang putih bermotif merah di kepalanya.”

“Mimpi itu!,” teriaknya dalam hati. Setelah berhasil meyakinkan dirinya bahwa ia tak sedang bermimpi, Jeffrey disergap rasa hangat yang mendamaikan hatinya.

Ia berlutut dengan kening menyentuh lantai. Bagian tertinggi raganya yang penuh dengan berbagai pengetahuan dan intelektualitas berada di titik terendah, dalam sebuah penyerahan total kepada Allah SWT. Pipi Jeffrey basah oleh air mata.


Sumber : www.republika.co.id

Senin, 23 April 2012

Kisah Nyata Film The Vow


 Anda ingin film romantis? Film The Vow yang dirilis awal tahun 2012 ini dapat dijadikan pilihan. Film ini mengisahkan Leo (Channing Tatum), yang harus berjuang sekuat tenaga untuk meraih kembali cinta sang istri, Paige (Rachel McAdams). Memori Paige lenyap setelah kecelakaan mobil yang mereka alami.
Film ini ternyata diangkat dari kisah sejati Kim dan Krickitt Carpenter, pasangan pengantin baru dari Las Vegas, New Mexico. Hanya 10 minggu setelah menikah, suatu kecelakaan mobil mengakibatkan Krickitt mengalami koma selama empat bulan. Ketika akhirnya tersadar, ia kehilangan memorinya. Krickitt bahkan tidak tahu siapa Kim, yang selalu mendampinginya saat itu.
Peristiwa tragis ini terjadi ketika mereka berkendara menuju Phoenix, Arizona, untuk merayakan Thanksgiving bersama orangtua Krickitt. Krickitt, yang mengemudikan mobil, mencoba menghindari sebuah lori yang bergerak lambat. Namun sebuah truk yang mengikuti dalam jarak dekat menabrak mobil mereka dari belakang, membuat mobil itu terguling sekitar 30 meter jauhnya, hingga atap mobil ringsek.

Kim mengalami cidera, tulang iga dan hidungnya patah, dan luka ringan di sana-sini. Namun Krickitt tidak sadarkan diri. Ia harus diangkat dari kendaraan, dan diterbangkan ke rumah sakit. "Aku tidak tahu apa yang terjadi sampai ketika terbangun dari koma hampir empat bulan sesudahnya, tanpa menyadari dimana aku berada, atau apa yang telah terjadi," kenang Krickitt, yang kini berusia 42 tahun.

Krickitt ternyata mengalami cidera kepala yang begitu parah, hingga pada awalnya tidak mampu mengingat apapun, bahkan untuk memakai pakaian, menggosok gigi, dan berjalan. Namun ketrampilan ini sebenarnya masih tersimpan dalam memori jangka panjangnya, sehingga begitu menjalani terapi intensif, perlahan-lahan Krickitt mampu mengingatnya.

Yang menjadi masalah justru memori jangka pendeknya, karena ternyata jauh lebih parah dan rusak secara permanen. Memorinya selama dua tahun sebelum kecelakaan tersebut hilang seluruhnya, tahun-tahun dimana ia bertemu dan menikahi Kim. Hingga saat ini, 18 tahun setelah peristiwa itu terjadi, memori tersebut tak pernah kembali.
"Ketika ditanya perawat apakah aku ingat suamiku, aku bilang aku tidak menikah," kenang Krickitt. "Aku bisa mengingat nama-nama beberapa mantan kekasihku, tapi aku tak ingat pria yang tidak pernah meninggalkan diriku selama berbulan-bulan di rumah sakit ini."
Ketika ditunjukkan foto-foto dan video pernikahannya, Krickitt tetap tak mampu mengingat apapun. Ia merasa mengenali gadis dalam gaun pengantin yang tengah berjalan memasuki lorong gereja itu sebagai dirinya dalam versi muda. Sayangnya, ia tak bisa mengingat apa yang dirasakan gadis dalam video tersebut.

Krickitt adalah atlet senam berusia 24 tahun ketika bertemu Kim (saat itu 27 tahun), seorang pelatih bisbol. Krickitt bekerja sebagai tenaga penjualan di sebuah perusahaan pakaian olahraga di Anaheim, California selatan. Mereka berkenalan melalui telepon, saat Kim memesan jaket olahraga untuk sesama pelatih di New Mexico Highlands University. Krickitt. Mereka langsung "klik", dan tetap berhubungan sesudahnya.
Setelah berhubungan jarak jauh selama enam bulan, Kim mengundang Krickitt ke New Mexico. Sejak itu mereka saling mengunjungi setiap akhir pekan, dan menikah tiga bulan sesudahnya.

"(Setelah kecelakaan) Dia bukan hanya tak ingat bahwa kami menikah, tapi juga tidak mengenaliku," timpal Kim, yang kini 46 tahun. "Aku sangat kecewa, tentunya, tapi aku mencoba untuk tidak membesar-besarkannya, karena aku begitu senang ia masih hidup."

Kim bertekad untuk tidak meninggalkan Krickitt, sampai sang istri menatapnya dengan kesadaran penuh dan mengatakan bahwa semuanya telah berlalu. Tekadnya yang kuat untuk merehabilitasi Krickitt ternyata tidak diterima oleh perempuan muda ini. Maklum, cidera kepala tersebut ternyata juga mengubah kepribadian Krickitt. Ia menjadi pemarah, tidak sabaran, dan agresif, sangat berlawanan dari sifatnya yang ceria dan bersemangat dulu.

"Aku tak ingin ia ada di sekitarku, menyuruh-nyuruhku menjalani terapi fisik. Aku menentangnya karena mencoba memberitahuku apa yang harus kulakukan," jelas Krickitt. "Aku mencoba bersikap sopan, karena ia terlihat sangat mempedulikanku. Tapi aku tak punya perasaan padanya."

Kim sendiri mengakui, perannya seolah berubah dari suami menjadi ayah. Ia berkeras memasukkan Krickitt ke rehabilitasi. Mantan pesenam yang lincah itu kini bahkan tidak mampu berdiri. Krickitt membenci terapi tersebut, dan membenci Kim karena memaksanya melakukannya. Krickitt mengusir Kim berulangkali.

Orangtua Krickitt turut berusaha mengingatkan bahwa Kim adalah suaminya, sehingga Krickitt merasa ia pasti sangat mencintai pria itu dulu. Tetapi semakin ia berusaha mengenal dan menyayangi Kim, perasaan itu tak juga hadir. Meski begitu, berpisah bukan pilihan terbaik bagi keduanya.

"Aku sudah mengucapkan janji perkawinan di depan keluarga dan teman-temanku, untuk tetap bersama, dalam untung dan malang, di waktu sehat maupun sakit," tegas Krickitt, yang akhirnya memutuskan untuk belajar mencintai pria asing ini lagi, tak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan dan betapa sulit mencapainya.
Sebaliknya Kim juga memegang teguh janji perkawinannya, dan tidak berniat meninggalkan sang istri dalam keadaan terpuruk. Sepahit apapun pertengkaran yang mereka alami, tidak membuatnya berhenti mencoba memperbaiki hubungan.

Pasangan ini menikah kembali tiga tahun setelah kecelakaan itu terjadi, dan tinggal di New Mexico seperti sebelumnya. Krickitt merasa tidak ada koneksi dengan kota tersebut. Ia juga mengalami kesulitan menjalani peran sebagai istri, apakah ia biasa memasak untuk sang suami, apa makanan kesukaan Kim, atau tipe istri seperti apa yang dijalaninya dulu. Krickitt juga belum siap untuk menjadi ibu sampai delapan tahun sesudahnya.

Yang tersulit baginya adalah mengatasi perubahan kepribadiannya. Tiba-tiba ia menjadi tidak sabaran, dan kepercayaan dirinya runtuh. Dulu ia cekatan, sangat senang berolahraga. Sekarang ia merasa begitu canggung dan kekanak-kanakan. Emosinya juga campur-aduk. Ketika bermaksud tertawa, Krickitt justru menangis, dan begitu sebaliknya. Ia merasa frustrasi dengan dirinya, dan terhadap Kim.

Pasangan ini juga menjalani konseling, dimana mereka diminta untuk membangun kenangan baru bersama. Tujuannya agar Krickitt dapat membentuk ikatan emosional yang sesungguhnya dengan Kim. Mereka mengawali hubungan mereka dari nol lagi, berkencan, nonton film, bowling, dan jalan-jalan.
Perlahan, rasa cinta pada Kim mulai tumbuh. Krickitt mengakui, cinta yang dirasakannya tidak berbunga-bunga seperti dulu. "Saat bersamanya, jantungnya tidak berdebar-debar, kakiku tidak terasa lemas. Aku ingin sekali merasakannya, tapi bukan itu kenyataannya. Kini aku membuat keputusan untuk mencintainya," papar Krickitt, yang terus belajar untuk mencintai pria ini.

Sebelas tahun setelah kecelakaan terjadi, pasangan ini akhirnya dikaruniai anak. Menjadi ibu ternyata merupakan pencerahan bagi Krickitt. Ia merasakan suatu tanggung jawab, yang mendewasakan dirinya. Dua anak hadir dalam kehidupan mereka, yaitu Danny (11) dan LeeAnn (8). Krickitt juga kembali bekerja sebagai pelatih kebugaran, yang mampu mendongkrak kembali kepercayaan dirinya.

Kini Krickitt memiliki banyak kenangan baru bersama Kim. Hubungan mereka memang tak pernah sama seperti sebelum kecelakaan terjadi, namun ia merasa lebih kuat menjalaninya. Ia berharap, kisah hidupnya yang difilmkan dapat menjadi inspirasi bagi siapa saja untuk memegang teguh janji perkawinan, dan berkomitmen sebagai orang dewasa.

Sumber kompas.com

Minggu, 22 April 2012

ALASAN ILMIAH BABI HARAM


Dua orang anak muda yang sudah berteman sejak kecil yaitu Bob seorang dokter muda beragama Katolik dan Yunus seorang ahli biologi Muslim beragama Islam, sedang asyik berbincang-bincang sore hari di depan teras rumah Yunus.
Saat itu akhir pekan di bulan Ramadhan, Yunus mengundang Bob yang walau tidak puasa, untuk berbuka bersama dirumahnya yang jaraknya tidak begitu jauh.

Bob: Tolong beritahu saya, mengapa seorang Muslim sangat mementingkan mengenai kata-kata “Halal” dan “Haram”; apa arti dari kata-kata tersebut?
Yunus: Apa-apa yang diperbolehkan diistilahkan sebagai Halal, dan apa-apa yang tak diperbolehkan diistilahkan sebagai Haram, dan Al-Qur’an lah yang menggambarkan perbedaan antara keduanya.
Bob: Dapatkah anda memberikan contoh?
Yunus: Ya, Islam telah melarang segala macam darah. Anda akan sependapat bahwa analisis kimia dari darah menunjukkan adanya kandungan yang tinggi dari uric acid (asam urat), suatu senyawa kimia yang bisa berbahaya bagi kesehatan manusia.
Bob: Anda benar mengenai sifat beracun dari uric acid, dalam tubuh manusia, senyawa ini dikeluarkan sebagai kotoran, dan dalam kenyataannya kita diberitahu bahwa 98% dari uric acid dalam tubuh, dikeluarkan dari dalam darah oleh ginjal, dan dibuang keluar tubuh melalui air seni.
Yunus: Sekarang saya rasa anda akan menghargai metode prosedur khusus dalam penyembelihan hewan dalam Islam.

Bob: Apa maksud anda?
Yunus: Begini… seorang penyembelih, selagi menyebut nama dari Yang Maha Kuasa, membuat irisan memotong urat nadi leher hewan, sembari membiarkan urat-urat dan organ-organ lainnya utuh.
Bob: Oh begitu… Dan hal ini menyebabkan kematian hewan karena kehabisan darah dari tubuh, bukannya karena cedera pada organ vitalnya.
Yunus: Ya, sebab jika organ-organ, misalnya jantung, hati, atau otak dirusak, hewan tersebut dapat meninggal seketika dan darahnya akan menggumpal dalam urat-uratnya dan akhirnya mencemari daging. Hal tersebut mengakibatkan daging hewan akan tercemar oleh uric acid, sehingga menjadikannya beracun; hanya pada masa kini lah, para ahli makanan baru menyadari akan hal ini.

Bob: Selanjutnya, selagi masih dalam topik makanan; Mengapa para Muslim melarang pengkonsumsian daging babi, atau ham, atau makanan lainnya yang terkait dengan babi?
Yunus: Sebenarnya, diluar dari larangan Al-Qur’an dalam pengkonsumsian babi, bacon; pada kenyataannya dalam Bible juga ada kan? Kebetulan istriku seorang mualaf, dan aku sempat melihat mengenai itu di Bible. Pada Leviticus bab 11, ayat 7 dan 8 mengenai babi. Dikatakan pada ayat 7: “Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu“. Dan lanjutannya ayat 8: “Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu.“
Lebih lanjut lagi, apakah anda tahu kalau babi tidak dapat disembelih di leher karena mereka tidak memiliki leher; sesuai dengan anatomi alamiahnya? Muslim beranggapan kalau babi memang harus disembelih dan layak bagi konsumsi manusia, tentu Sang Pencipta akan merancang hewan ini dengan memiliki leher.
Namun diluar itu semua, saya yakin anda tahu betul mengenai efek-efek berbahaya dari komsumsi babi, dalam bentuk apapun, baik itu pork chops, ham, atau bacon.

Bob: Ilmu kedokteran mengetahui bahwa ada resiko besar atas banyak macam penyakit. Babi dan juga anjing, diketahui sebagai inang dari banyak macam parasit dan penyakit-penyakit berbahaya. Tidak semua parasit dan penyakit dapat hidup di dalam tubuh hewan, kecuali babi atau anjing, itu sudah terbukti secara kedokteran. Bahwa babi dan anjing adalah sebagai “inkubasi” penyakit dan parasit sebelum menjangkiti manusia.
Yunus: Ya, dan diluar itu semua, sebagaimana kita membicarakan mengenai kandungan uric acid dalam darah, sangat penting untuk diperhatikan bahwa sistem biochemistry babi mengeluarkan hanya 2% dari seluruh kandungan uric acidnya, sedangkan 98% sisanya tersimpan dalam tubuhnya.

Tiba-tiba terdengar sayup-sayup bedug Maghrib bersusul-susulan dari kejauhan. Untuk kesekian kalinya, Yunus telah dapat melewati satu hari lagi untuk menahan hawa nafsu menuju kemenangan selama 30 hari menuju akhir Ramadhan.
“Alhamdullilah, segala puji bagi Allah SWT”, ujar Yunus yang disambut senyuman dan rangkulan oleh Bob. “Aku tau kau selalu berhasil menahan hawa nafsumu, kau tak pernah batal di bulan puasa semanjak kita kecil, aku kenal kau sejak kecil, Nus”, tambah Bob. Dan mereka pun segera melangkah menuju ke ruang makan untuk bersantap bersama.

Sumber :: IslamIsLogic.wordpress.com​

Kamis, 19 April 2012

Keanehan Bilangan Nol

Ratusan tahun yang lalu, manusia hanya mengenal 9 lambang bilangan yakni 1, 2, 2, 3, 5, 6, 7, 8, dan 9. Kemudian, datang angka 0, sehingga jumlah lambang bilangan menjadi 10 buah. Tidak diketahui siapa pencipta bilangan 0, bukti sejarah hanya memperlihatkan bahwa bilangan 0 ditemukan pertama kali dalam zaman Mesir kuno. Waktu itu bilangan nol hanya sebagai lambang. Dalam zaman modern, angka nol digunakan tidak saja sebagai lambang, tetapi juga sebagai bilangan yang turut serta dalam operasi matematika. Kini, penggunaan bilangan nol telah menyusup jauh ke dalam sendi kehidupan manusia. Sistem berhitung tidak mungkin lagi mengabaikan kehadiran bilangan nol, sekalipun bilangan nol itu membuat kekacauan logika. Mari kita lihat.
Nol, penyebab komputer macet
Pelajaran tentang bilangan nol, dari sejak zaman dahulu sampai sekarang selalu menimbulkan kebingungan bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan masyarakat pengguna. Mengapa? Bukankah bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol. Siapa yang tidak bingung? Tiap kali bilangan nol muncul dalam pelajaran Matematika selalu ada ide yang aneh. Seperti ide jika sesuatu yang ada dikalikan dengan 0 maka menjadi tidak ada. Mungkinkah 5*0 menjadi tidak ada? (* adalah perkalian). Ide ini membuat orang frustrasi. Apakah nol ahli sulap?
Lebih parah lagi-tentu menambah bingung-mengapa 5+0=5 dan 5*0=5 juga? Memang demikian aturannya, karena nol dalam perkalian merupakan bilangan identitas yang sama dengan 1. Jadi 5*0=5*1. Tetapi, benar juga bahwa 5*0=0. Waw. Bagaimana dengan 5o=1, tetapi 50o=1 juga? Ya, sudahlah. Aturan lain tentang nol yang juga misterius adalah bahwa suatu bilangan jika dibagi nol tidak didefinisikan. Maksudnya, bilangan berapa pun yang tidak bisa dibagi dengan nol. Komputer yang canggih bagaimana pun akan mati mendadak jika tiba-tiba bertemu dengan pembagi angka nol. Komputer memang diperintahkan berhenti berpikir jika bertemu sang divisor nol.
Bilangan nol: tunawisma
Bilangan disusun berdasarkan hierarki menurut satu garis lurus. Pada titik awal adalah bilangan nol, kemudian bilangan 1, 2, dan seterusnya. Bilangan yang lebih besar di sebelah kanan dan bilangan yang lebih kecil di sebelah kiri. Semakin jauh ke kanan akan semakin besar bilangan itu. Berdasarkan derajat hierarki (dan birokrasi bilangan), seseorang jika berjalan dari titik 0 terus-menerus menuju angka yang lebih besar ke kanan akan sampai pada bilangan yang tidak terhingga. Tetapi, mungkin juga orang itu sampai pada titik 0 kembali. Bukankah dunia ini bulat? Mungkinkah? Bukankah Columbus mengatakan bahwa kalau ia berlayar terus-menerus ia akan sampai kembali ke Eropa?
Lain lagi. Jika seseorang berangkat dari nol, ia tidak mungkin sampai ke bilangan 4 tanpa melewati terlebih dahulu bilangan 1, 2, dan 3. Tetapi, yang lebih aneh adalah pertanyaan mungkinkan seseorang bisa berangkat dari titik nol? Jelas tidak bisa, karena bukankah titik nol sesuatu titik yang tidak ada? Aneh dan sulit dipercaya? Mari kita lihat lebih jauh.
Jika di antara dua bilangan atau antara dua buah titik terdapat sebuah ruas. Setiap bilangan mempunyai sebuah ruas. Jika ruas ini dipotong-potong kemudian titik lingkaran hitam dipindahkan ke tengah-tengah ruas, ternyata bilangan 0 tidak mempunyai ruas. Jadi, bilangan nol berada di awang-awang. Bilangan nol tidak mempunyai tempat tinggal alias tunawisma. Itulah sebabnya, mengapa bilangan nol harus menempel pada bilangan lain, misalnya, pada angka 1 membentuk bilangan 10, 100, 109, 10.403 dan sebagainya. Jadi, seseorang tidak pernah bisa berangkat dari angka nol menuju angka 4. Kita harus berangkat dari angka 1.
Mudah, tetapi salah
Guru meminta Ani menggambarkan sebuah garis geometrik dari persamaan 3x+7y = 25. Ani berpikir bahwa untuk mendapatkan garis itu diperlukan dua buah titik dari ujung ke ujung. Tetapi, setelah berhitung-hitung, ternyata cuma ada satu titik yang dilewati garis itu, yakni titik A(6, 1), untuk x=6 dan y=1. Sehingga Ani tidak bisa membuat garis itu. Sang guru mengingatkan supaya menggunakan bilangan nol. Ya, itulah jalan keluarnya. Pertama, berikan y=0 diperoleh x=(25-0)/3=8 (dibulatkan), merupakan titik pertama, B(8,0). Selanjutnya berikan x=0 diperoleh y=(25-3.0)/7=4 (dibulatkan), merupakan titik kedua C(0,4). Garis BC, adalah garis yang dicari. Namun, betapa kecewanya sang guru, karena garis itu tidak melalui titik A. Jadi, garis BC itu salah.
Ani membela diri bahwa kesalahan itu sangat kecil dan bisa diabaikan. Guru menyatakan bahwa bukan kecil besarnya kesalahan, tetapi manakah yang benar? Bukankah garis BC itu dapat dibuat melalui titik A? Kata guru, gunakan bilangan nol dengan cara yang benar. Bagaimana kita harus membantu Ani membuat garis yang benar itu? Mudah, kata konsultan Matematika. Mula-mula nilai 25 dalam 3x+7y harus diganti dengan hasil perkalian 3 dan 7 sehingga diperoleh 3x+7y=21.
Selanjutnya, dalam persamaan yang baru, berikan y=0 diperoleh x=21/3=7 (tanpa pembulatan) itulah titik pertama P(6,1). Kemudian berikan nilai x=0 diperoleh y=21/7 = 3 (tanpa pembulatan), itulah titik kedua Q(0, 3). Garis PQ adalah garis yang sejajar dengan garis yang dicari, yakni 3x+7y=25. Melalui titik A tarik garis sejajar dengan PQ diperoleh garis P1Q1. Nah, begitulah. Sang murid telah menemukan garis yang benar berkat bantuan bilangan nol.
Akan tetapi, sang guru masih sangat kecewa karena sebenarnya tidak ada satu garis pun yang benar. Bukankah dalam persamaan 3×1+7×2=25 hanya ada satu titik penyelesaian yakni titik A, yang berarti persamaan 3×1+7×2 itu hanya berbentuk sebuah titik? Bahkan pada persamaan 3×1+7×2=21 tidak ada sebuah titik pun yang berada dalam garis PQ. Oleh karena itu, garis PQ dalam sistem bilangan bulat, sebenarnya tidak ada. Aneh, bilangan nol telah menipu kita. Begitulah kenyataannya, sebuah persamaan tidak selalu berbentuk sebuah garis.
Bergerak, tetapi diam
Bilangan tidak hanya terdiri atas bilangan bulat, tetapi juga ada bilangan desimal antara lain dari 0,1; 0,01; 0,001; dan seterusnya sekuat-kuat kita bisa menyebutnya sampai sedemikian kecilnya. Karena sangat kecil tidak bisa lagi disebut atau tidak terhingga dan pada akhirnya dianggap nol saja. Tetapi, ide ini ternyata sempat membingungkan karena jika bilangan tidak terhingga kecilnya dianggap nol maka berarti nol adalah bilangan terkecil? Padahal, nol mewakili sesuatu yang tidak ada? Waw. Begitulah.
Berdasarkan konsep bilangan desimal dan kontinu, maka garis bilangan yang kita pakai ternyata tidak sesederhana itu karena antara dua bilangan selalu ada bilangan ke tiga. Jika seseorang melompat dari bilangan 1 ke bilangan 2, tetapi dengan syarat harus melompati terlebih dahulu ke bilangan desimal yang terdekat, bisakah? Berapakah bilangan desimal terdekat sebelum sampai ke bilangan 2? Bisa saja angka 1/2. Tetapi, anda tidak boleh melompati ke angka 1/2 karena masih ada bilangan yang lebih kecil, yakni 1/4. Seterusnya selalu ada bilangan yang lebih dekat… yakni 0,1 lalu ada 0,01, 0,001, …, 0,000001. demikian seterusnya, sehingga pada akhirnya bilangan yang paling dekat dengan angka 1 adalah bilangan yang demikian kecilnya sehingga dianggap saja nol. Karena bilangan terdekat adalah nol alias tidak ada, maka Anda tidak pernah bisa melompat ke bilangan 2?
Sumber forumsains.com

Kecurangan UN 2012

Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan, kecurangan sistematis masih terjadi di berbagai daerah selama pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2012. Berdasarkan laporan yang ia himpun, kecurangan telah direncanakan dan melibatkan Dinas Pendidikan Provinsi serta sekolah setempat.
'''''
Selama empat hari pelaksanaan UN kami menerima laporan dari serikat guru di tujuh daerah atas kecurangan yang terjadi di lapangan.
-- Retno Listyarti
                                     '''''''
"Selama empat hari pelaksanaan UN (16-19 April) kami menerima laporan dari serikat guru di tujuh daerah atas kecurangan yang terjadi di lapangan," kata Retno, di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta, Kamis (19/4/2012).
Retno menuturkan, ia mendapat kesaksian dari seorang guru di Bekasi, Jawa Barat, yang mengatakan dinas pendidikan meminta seluruh kepala sekolah di Bekasi menyukseskan UN dan meluluskan murid-murid mereka dengan berbagai cara.
"Persoalan kecurangan UN sudah terjadi sebelum UN dilaksanakan. Sekolah-sekolah di Bekasi memanipulasi, meninggikan nilai Ujian Sekolah (US) untuk memenuhi target kelulusan. Jadi, walaupun UN dapatnya pas-pasan, akan tetap lulus," ujarnya.
Kecurangan lainnya, kata Retno, adalah isu praktik jual beli kunci jawaban yang juga menjadi satu isu besar di UN tahun ini. Penelusuran FSGI, kunci-kunci jawaban dibeli melalui oknum guru atau oknum yang mengaku dari Bimbingan Belajar (Bimbel) dan berkoordinasi dengan siswa yang bertugas mengedarkan dan mengumpulkan uang. Adapun kisaran harga kunci jawaban antara Rp 50 ribu hingga Rp 110 ribu.
Lebih lanjut, kecurangan-kecurangan sejenis juga diterima FSGI dari Serikat Guru Sumatera Utara, Jawa Tengah (Brebes), Muna (Sulawesi Tenggara) Pandeglang (Banten), Jawa Timur, dan DKI Jakarta. Di seluruh daerah itu banyak ditemukan murid-murid yang datang ke sekolah pagi-pagi sekali dan menyalin jawaban UN yang telah mereka dapat atau beli.
Problem kecurangan
Retno mengungkapkan, problem kecurangan yang terus terjadi di setiap pelaksanaan UN bukan terletak pada teknis pelaksanaannya, tetapi karena UN bukanlah metode yang tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Penilaian ini juga diakui oleh pengamat pendidikan Lodi Paat. Menurut Lodi, UN telah merusak mental para guru dan murid agar dapat lulus dengan lancar. Ia mengaku heran, mengapa UN terus dilaksanakan padahal Mahkamah Agung telah secara jelas melarangnya pada 2009 lalu.
"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah miskonsepsi tentang kualitas pendidikan. Ujian semacam UN ini memang bisa jadi alat ukur siswa, tapi tak bisa jadi cara meluluskan siswa, apalagi meninggikan kualitas pendidikan," imbuhnya.

Jangan Menyerah Mengejar Beasiswa

Mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan adalah keinginan banyak orang. Terlebih ketika kita mendapatkan beasiswa tersebut di luar negeri. Rasanya, bak bunga tidur yang tiba-tiba menjadi kenyataan.
"""
Jangan menyerah sebelum mencoba, karena kita tidak akan tahu dan itu sama saja dengan melewatkan kesempatan besar.
-- Ariono Hadipuro
                                                             """
Team Coordinator Education Promotion Netherlands Education Support Office (NESO) Indonesia, Ariono Hadipuro, atau mengatakan, sangat disayangkan banyak pelajar pencari beasiswa yang tidak melanjutkan usahanya. Dalam arti, lanjut dia, usaha mereka umumnya hanya terhenti setelah mendapatkan banyak informasi mengenai beasiswa.
Menurutnya, keinginan melanjutkan studi di luar negeri, khususnya melalui kesempatan beasiswa, tidak akan tercapai jika pelajar yang bersangkutan enggan melakukan usaha lebih. Beasiswa hanya impian yang masih menggantung di langit-langit benaknya.
"Beasiswa itu bukan sesuatu yang dibagi-bagikan, harus ada usaha lebih," ujar pria yang akrab disapa Ono ini, kepada KOMPAS.com di sela pelaksanaan European Higher Education Fair (EHEF), di Aston Grand City Hall Hotel, Medan, Selasa (15/11/2011) lalu.
Setelah mendapatkan informasi yang cukup mengenai beasiswa, langkah awal harus dilakukan adalah mempersiapkan kecakapan bahasa. Bahasa Inggris, misalnya. Karena menurutnya, kendala orang Indonesia itu umumnya terletak pada kesiapan bahasa Inggris sehingga menjadi salah satu hal yang perlu diperkuat.
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan berbagai dokumen. Ono menegaskan, harus dibedakan antara dokumen untuk mendaftar ke universitas dengan dokumen untuk "melamar" beasiswa.
"Karena mendaftar beasiswa itu suatu hal yang berbeda. Orang harus punya semangat melakukannya, termasuk ketika membuat motivation statement, karena ada motivation statement untuk daftar ke universitas dan ada juga yang untuk mendaftar beasiswa," ungkapnya.
Jangan menyerah
Untuk mendaftar ke universitas, umumnya para pelajar harus menyiapkan transkip dalam bahasa Inggris, menyiapkan surat rekomendasi dari dosen, membuat motivation statement yang jelas, serta hasil tes TOEFL. Setelah itu, para pelajar yang diterima di universitas pilihannya akan mendapatkan surat yang menyatakan dirinya diterima di universitas tersebut.
"Surat itulah yang nantinya akan menjadi salah satu dokumen terpenting, dan modal utama yang akan berguna ketika hendak mendaftar beasiswa," kata Ono.
Ia menambahkan, selanjutnya yang harus diperhatikan adalah, setiap beasiswa memiliki karakter tersendiri. Untuk itu, pelajar harus mengenali dan mempelajari betul secara detail, apakah mereka bisa langsung daftar beasiswanya, atau ada yang harus mendaftar ke universitasnya terlebih dahulu.
"Khusus untuk Belanda, tahapnya adalah harus diterima di salah satu universitas sebelum mendaftar pengajuan beasiswa," ujarnya.
Jadi, lanjut Ono, jika ada orang yang bertanya cara mendapatkan beasiswa, maka hanya ada satu jawabannya, yaitu daftar.
"Ada orang yang bilang mendapatkan beasiswa itu susah, kita tak akan pernah tahu kalau kita tidak mencobanya. Jangan menyerah sebelum mencoba, karena kita tidak akan tahu dan itu sama saja dengan melewatkan kesempatan besar," tandasnya.
Sumber kompas.com

Karya Anak Bangsa Merajai Lomba Robot Cerdas TCFFHRC 2012 di Amerika

Hartford --- Indonesia boleh bangga. Tim robot dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Telkom (ITTelkom), dan Universitas Komputer Indonesia (Unikom), semuanya asal Bandung, Jawa Barat mendominasi lomba robot cerdas Trinity College Fire-Fighting Home Robot Contest (TCFFHRC), yang berlangsung di Trinity College, Hartford, Connecticut, Amerika Serikat.
Tim robot Indonesia yang dikirim dalam ajang ini adalah hasil seleksi nasional dalam Kontes Robot Cerdas Indonesia 2011. Dalam lomba ini, tim robot Indonesia berhasil membawa pulang delapan gelar juara internasional. Pemerinciannya juara satu dan dua untuk kategori robot pemadam api divisi beroda dari  ITTelkom. Juara ketiga untuk kategori ini diraih tim Shepherd University Amerika Serikat.
Kemudian, juara satu, dua, dan tiga untuk kategori robot pemadam api divisi berkaki berturut-turut dari ITTelkom dan ITB; juara satu kategori RoboWaiter divisi Entry Level diraih Unikom; juara satu dan dua RoboWaiter divisi Advanced diraih Unikom.
Ajang ini diikuti 130 tim. Selain Amerika Serikat, negara lain yang ikut antara lain Portugal, Israel dan China. TCFFHRC adalah kompetisi tahunan robot cerdas pemadam api yang diselenggarakan di Trinity College, Hartford, Connecticut, Amerika Serikat. Kompetisi yang sudah berlangsung selama 19 tahun ini telah menjadi standar acuan kompetisi robot pemadam api di berbagai belahan dunia.
Aturan pertandingan pada kompetisi TCFFHRC diadopsi pada kompetisi robot di berbagai negara, mulai tingkat regional hingga nasional. Indonesia juga mengadopsi aturan kompetisi ini pada ajang Kontes Robot Cerdas Indonesia, untuk kategori robot beroda dan robot berkaki.
Terdapat beberapa divisi pertandingan pada TCFFHRC. Pada divisi Fire-Fighting, robot secara cerdas dan mandiri berusaha mencari api dalam labirin yang menyerupai denah ruangan rumah, kemudian mematikan api tersebut, dan kembali ke tempat semula.
Divisi fire-fighting secara umum terbagi dua divisi yaitu robot beroda dan robot berkaki. Sedang divisi RoboWaiter, robot bertugas menjadi pendamping orang tua yang memiliki keterbatasan (disable), yakni robot bertugas mengambil piring dari tempat penyimpanan makanan/kulkas dan memindahkannya ke meja tempat orang tersebut akan makan. Pada divisi RoboWaiter, ada dua kategori, yakni entry level dan kategori advanced.
Sumber kemdiknas.go.id

Rabu, 18 April 2012

CATATAN SEDIH PROF. ING BJ HABIBIE SANG BAPAK BANGSA

Kisah yang saya mau share dengan pengunjung setia BLOG ini ditulis oleh Capt. Novianto Herupratomo ketika BJ Habibie berkunjung ke kantor Manajemen PT Garuda Indonesia Jakarta pada 12 Januari 2012. Capt. Novianto Herupratomo adalah Wakil Presiden INACA (Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia).

Pada usianya 74 tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung, Ilham Habibie dan keponakannya, Adri Subono, juragan Java Musikindo.
 
Kunjungan beliau dan rombongan disambut oleh President & CEO, Bapak Emirsyah Satar disertai seluruh Direksi dan para VP serta Area Manager yang sedang berada di Jakarta.

Dalam kunjungan ini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasi perjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menuju Quantum Leap.
Sebagai “balasan” pak Habibie memutarkan video tentang penerbangan perdana N250 di landasan bandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yang lalu!).
Entah, apa pasalnya dengan memutar video ini?
Video N250 bernama Gatotkaca terlihat roll-out kemudian tinggal landas secara mulus di-escort oleh satu pesawat latih dan sebuah pesawat N235. Pesawat N250 jenis Turboprop dan teknologi glass cockpit dengan kapasitas 50 penumpang terus mengudara di angkasa Bandung .
Dalam video tsb, tampak para hadirin yang menyaksikan di pelataran parkir, antara lain Presiden RI Bapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak Soedarmono, para Menteri dan para pejabat teras Indonesia serta para teknisi IPTN. Semua bertepuk tangan dan mengumbar senyum kebanggaan atas keberhasilan kinerja N250.
 
Bapak Presiden kemudian berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang di udara, terlihat pak Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yang dipergunakan oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengar dengan pilot N250.
N250 sang Gatotkaca kembali pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus di landasan………………

Di hadapan kami, BJ Habibie yang berusia 74 tahun menyampaikan cerita yang lebih kurang sbb:
“Dik, anda tahu…………..saya ini lulus SMA tahun 1954!” beliau membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata “Dik” kemudian secara lancar beliau melanjutkan……………..

“Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, …….itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur……… Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara. Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim dan teknologi dirgantara.

Saya adalah rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanya tertarik dengan ‘how to build commercial aircraft’ bagi Indonesia . Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan ‘teknologi’ berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah IPTN.

Sekarang Dik,…………anda semua lihat sendiri…………..N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, tenologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi ‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini. Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu.
Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?’

Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.
Dik tahu…………….di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia………….
Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa…………….
Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua…………………?

Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun.
Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!”

Pak Habibie menghela nafas…………………..

Ini pandangan saya mengenai cerita pak Habibie di atas;
Sekitar tahun 1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala itu, Capt. Susatyawanto untuk masuk sebagai salah satu anggota tim Airline Working Group di IPTN dalam kaitan produksi pesawat jet sekelas B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas 130 penumpang). Saya bersyukur, akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight Deck Design N2130 yang langsung bekerja dibawah kepala proyek N2130 adalah Ilham Habibie. Kala itu N250 sedang uji coba terus-menerus oleh penerbang test pilot (almarhum) Erwin.

Saya turut mendesain rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkan pengetahuan teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akan menjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit pesawat pertama di dunia yang mempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita lihat sekarang yang ada di pesawat B737NG).

Sebagian besar fungsi tampilan layar di kokpit juga mempergunakan “track ball atau touch pad” sebagaimana kita lihat di laptop. N2130 juga merupakan pesawat jet single aisle dengan head room yang sangat besar yang memungkinkan penumpang memasuki tempat duduk tanpa perlu membungkukkan badan. Selain high speed sub-sonic, N2130 juga sangat efisien bahan bakar karena mempergunakan winglet, jauh sebelum winglet dipergunakan di beberapa pesawat generasi masa kini.

Saya juga pernah menguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama……………..
N2130 narrow body jet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kala itu………bahkan hingga kini.
Lamunan saya ini, berkecamuk di dalam kepala manakala pak Habibie bercerita soal N250, saya memiliki kekecewaan yang yang sama dengan beliau, seandainya N2130 benar-benar lahir………….kita tak perlu susah-susah membeli B737 atau Airbus 320.

Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya………………..

“Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia ”.
“Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,
Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten -
C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis -
D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu! -
Itu saja!”

Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb:
“Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik………….organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik………………”

Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu ………………………

“Dik, ……….saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI , itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ………..ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya…………saya mau kasih informasi……….. Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu……………………”

Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam………………………..seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai menggenang.
Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan……………………

“Dik, kalian tau……………..2 minggu setelah ditinggalkan ibu…………suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu……… Ainun……… Ainun …………….. Ainun …………..saya mencari ibu di semua sudut rumah.
Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat ‘Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini…………..’ mereka bilang ‘Kita (para dokter) harus tolong Habibie’.
Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan;
1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa!
2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus……………
3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.
Saya pilih opsi yang ketiga……………………….”

Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu) …………………. ia melanjutkan pembicaraannya;


“Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun…………..dan hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia………….
Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat …………. saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia ”

Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata…………………………
Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya;

“Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui…………………
Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya nasional Indonesia . Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang….. (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing).

Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya.
Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka.

Dik, asal you tahu…………semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh saya dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat.

Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain.
Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat inspiratif……………….”

(pada kesempatan ini pak Habibie meminta sesuatu dari Garuda Indonesia namun tidak saya tuliskan di sini mengingat hal ini masalah kedinasan).

Saya menuliskan kembali pertemuan pak BJ Habibie dengan jajaran Garuda Indonesia karena banyak kisah inspiratif dari obrolan tersebut yang barangkali berguna bagi siapapun yang tidak sempat menghadiri pertemuan tsb. Sekaligus mohon maaf jika ada kekurangan penulisan disana-sini karena tulisan ini disusun berdasarkan ingatan tanpa catatan maupun rekaman apapun.

Jakarta , 12 Januari 2012
Salam,
Capt. Novianto Herupratomo
[sumber : Forum Vivanews]

USB 3.0 DALAM CHIP INTEL

Butuh waktu hingga 10 tahun hingga akhirnya produsen chip raksasa memasang teknologi USB generasi berikutnya ke dalam silikon mereka.  Intel kemarin mengumumkan, chipset 7-series yang kini tersedia dan yang dikapalkan untuk sistem desktop dan mobile OEM serta motherboard telah terintegrasi USB 3.0.

Chipset baru yang merupakan pendamping dari prosesor utama, mendukung generasi kedua dari prosesor Intel Core atau disebut Sandy Bride dan chip Intel Core generasi ketiga atay Ivy Bridge. Pengumuman ini dilakukan setelah sepuluh tahun lalu sejak Intel mengumumkan dukungan untuk USB 2.0.

USB menjadi salah satu teknologi koneksi paling banyak digunakan diseluruh dunia dan terdapat di berbagai perangkat mulai komputer Windows dan Apple hingga tablet dan smartphone. Intel mengadopsinya secara luas pada musim semi tahun 2002, saat menanam teknologi tersebut pada silikon miliknya. Sedangkan USB 3.0 sekitar 10 kali lebih cepat dibanding teknologi USB sebelumnya.

Dengan menyertakan dukungan teknologi tersebut ke dalam chipset, Intel akan membat USB 3.0 ada dimana-mana dan pada dasarnya, setiap PC jenis laptop maupun dekstop Ivy Bridge Windows 8 akan muncul dengan standar USB 3.0. Intel menyatakan, banyak sistem berbasis Sandy Birdge saat ini telah memiliki USB 3.0, namun belum begitu meluas seperti USB 2.0.

Perusahaan menyatakan, Chipset Intel 7-series untuk desktop dan platform mobile juga mendukung Intel Smart Response, Intel Smart Connect dan Intel Rapid Start. Ketiga teknologi tersebut ditargetkan membuat PC lebih seperti tablet serta smartphone yang selalu standby dan terkoneksi.Sumber http://news.cnet.com/

Hari terakhir UN SMK 2011-2012

Sampai ....!!!!