Wisuda ITB 1

......

Wisuda ITB 2

......

Berita3

.....

Berita4

........

Berita5

........

Senin, 31 Desember 2012

PERANG SALIB : CRUSADE & TEMPLAR




Perang Salib yang diawali dengan invasi pasukan Salib ke Tanah Palestina di awal abad ke-11 tidak akan pernah terjadi tanpa adanya provokasi dari kaum pendeta Yahudi. Belasan tahun sebelum Dunia Kristen menggelar Konsili di Clermont, Tenggara Perancis, di tahun 1095, para pendeta tertinggi  Yahudi berhasil menyusupkan dua agennya ke dalam jantung Vatikan. Yang pertama Peter The Hermit, seorang pengkhotbah yang berhasil menjadi salah satu orang kepercayaan dari Paus Urbanus II. Sedangkan yang lain adalah Godfroy de Bouillon, seorang bangsawan Perancis yang merupakan murid dari Peter The Hermit dan berhasil menjadi panglima utama dalam Perang Salib pertama
(1096).
Michael Baigent yang melakukan penelusuran terhadap situs-situs Templar di Perancis Selatan dan sekitarnya menulis dalam The Holy Blood Holy Grail (1982) jika belasan tahun sebelum perang salib pertama meletus, sepasukan ksatria misterius yang oleh Baigent (1982) disebutnya sebagai ‘kesatuan biarawan khusus’ dari Calabria, Italia Selatan, berkunjung ke tanah miliki Ducches of Lorranie, yang merupakan ibu angkat dari Godfroy de Bouillon yang memiliki nama lain yakni Mathilde de Toscane (Mathilda dari Tuscany). Beberapa tahun kemudian, tamu misterius tersebut pergi dan meninggalkan
seorang anggota yang bernama Peter (The Hermit) yang kemudian menjadi guru bagi Godfroi dan berhasil menjadi orang dekat Paus Urbanus II.
Dengan sangat licik Peter The Hermit berkeliling Eropa sebagai ‘wakil Paus’ dan berkotbah di mana-mana menyebarkan berita bohong jika umat Kristiani di Yerusalem (kala itu dalam kekuasaan Dinasti Abasiyah) ditindas. Peter mengatakan jika perempuan Kristen di Yerusalem diperkosa, gereja-gereja di Yerusalem dibakar, dan sebagainya. Hal ini menimbulkan kemarahan di Eropa. Peter memprovoksi jika Tanah Suci Yerusalem harus direbut oleh Dunia Salib.
Latar belakang peristiwa yang terjadi dalam Dunia Kristen sebelum Paus Urbanus II dan Peter mengeluarkan pidato yang menghendaki Perang Salib digelorakan juga berperan besar. Pada 1054, Gereja dilanda perpecahan besar (Schisma) menjadi dua bagian: Gereja Katolik Barat berkedudukan di Vatikan (Gereja Katolik Roma), dan Gereja Katolik Timur (Gereja Katolik Ortodoks) berpusat di Konstantinopel.
Paus Urbanus II dan tokoh Vatikan lainnya amat aktif dalam polemik hak penobatan (Controversi Investiture). Selain itu, Gereja Katolik Ortodoks yang berada di wilayah kekuasaan kekaisaran Romawi Bizantium dianggap sebagai batu ganjalan bagi Katolik Roma dan Eropa Barat untuk melakukan perdagangan secara langsung dengan kawasan timur yakni Dunia Islam.
Faktor lain yang juga menjadi latar belakang Perang Salib adalah anggapan bahwa Palestina merupakan hak milik Dunia Kristen, bagian dari negeri-negeri Kristen (The Christendom). Kepentingan Eropa merebut Yerusalem, ternyata sama dengan kepentingan Ordo Kabbalah yang hendak kembali menguasai Palestina guna mendirikan kembali Haikal Sulaiman sebagai Tahta Suci kepercayaan paganis mereka. Mereka percaya, Sulaiman adalah sahabat para Iblis termasuk Lucifer, sebab dalam kitab-kitab Ilahiah pun disebutkan bahwa setan termasuk bagian dari tentaranya Nabi Sulaiman a.s., selain bangsa jin. Penjaga harta karun Haikal Sulaiman saja disebut sebagai  Asmodeus, setan penjaga harta karun. Sebab itu, lewat perantaraan Peter Sang Pertapa, Ordo  Kabbalah memprovokasi Paus Urbanus II agar mengakhiri perjanjian damai Aelia dan mengobarkan
Perang Salib.
 Sangat kebetulan, saat itu Kaisar Alexius Comnenus sangat memerlukan pertolongan. Ia lalu melayangkan surat permintaan bala bantuan kepada Paus Urbanus II. Ia memerlukan setidaknya 1200 orang pasukan. Saat surat dari Kaisar Comnenus tiba, Paus Urbanus II suka cita. Paus memang sejak lama memikirkan bagaimana upaya menyingkirkan ‘Paus’ saingannya dalam Controversi Investitur. Dengan adanya surat ini, maka terbukalah kesempatan Paus Urbanus II untuk mengirimkan pasukan perang ke timur. Didampingi Peter si Pertapa, Paus Urbanus II segera menggelar satu pertemuan
di Aurillac, Perancis, dan dengan berapi-api Paus Urbanus II menyatakan bahwa sekaranglah saatnya bagi Dunia Kristen untuk mengangkat senjata memerangi Dunia Islam. Iman Kristiani ditekankan dan siapa pun yang ikut dalam penyerangan angkatan salib akan menerima ampunan atas segala dosa mereka dan ‘mahkota’ yang besar dan agung di surga kelak jika terbunuh. Paus Urbanus II berkali-kali menegaskan hal itu.
Pidato provokatif Paus Urbanus II disambut gegap-gempita di Eropa. Paus Urbanus II tentu menyembunyikan maksud sebenarnya dari pidatonya tersebut yang sesungguhnya ingin menyingkirkan saingannya di Timur dan memasukkan Gereja Katolik Timur ke dalam kekuasaan Gereja Katolik Barat. Selain itu, Paus Urban II juga menyadari bahwa orang-orang Eropa yang berada di wilayah Perancis, Ingg ris, Spanyol, Italia, dan sebagainya sesungguhnya telah jemu dengan konflik antar sesama, dengan para tuan tanah, dengan masyarakat feodal, dengan para perampok, dan lainnya. Orang Eropa sudah jemu dengan segalanya ini. Roda perekonomian pun berjalan statis karena jalur perdagangan ke kawasan Timur tersendat oleh keberadaan Gereja Katolik Bizantium.
“Mereka memerlukan musuh bersama,” demikian pikir Paus Urbanus II. Maka dengan ‘kata-kata berapi sedikit’ sudah cukup untuk membuat orang-orang Eropa ini bersatu untuk bersama-sama menyusuri selatan Eropa dan menyeberangi Lautan Tengah menuju Yerusalem.
 
Donald Queller, seorang professor sejarah dari Universitas Illinois-AS, seperti dikutip dalam ‘The Knigths Templar Knights of Christ: Konspirasi Biarawan Sion Menjelang Armageddon’ (Ridyasmara, 2006) menyatakan, “Ksatria-ksatria Perancis menginginkan lebih banyak tanah. Pedagang-pedagang Italia berharap untuk mengembangkan perdagangan di pelabuhan-pelabuhan Timur Tengah… Sejumlah besar orang-orang miskin bergabung dengan ekspedisi sekadar untuk melarikan diri dari kerasnya kehidupan sehari-hari mereka.” Sepanjang jalan menuju Yerusalem, gerombolan yang serakah, buas, dan sama sekali tidak terorganisir dengan baik, ini melakukan perampokan dan pembunuhan terhadap orang-orang Yahudi dan Islam. Betapa serakahnya mereka kepada harta, mereka bahkan membelah perut-perut korbannya dengan pedang untuk menemukan emas dan permata yang menurut mereka mungkin sekali telah ditelan sebelum pergi berperang.
Sejarah telah mencatat, pada tahun 1099, tentara salib pertama pimpinan Godfroi de Bouillon tiba di gerbang kota Yerusalem dan berhasil masuk dengan pembantaian terhadap kaum Muslimin yang luar biasa. Tepat di hari itu pula, Godfroi mendirikan Ordo Sion di Bukit Zion yang 20 tahun kemudian membentuk Ordo Khusus Militer bernama Ksatria Kuil (Knights Templar).

Di Yerusalem, Ksatria Kuil menjadi kelompok istimewa. Mereka kaya raya, sangat gemar berperang, dan diam-diam melakukan pengalian di bawah markasnya yang terletak di bagian utama Yerusalem guna mencari harta karun Sulaiman (Robert Knight and Lomas: ‘The Hiram Key’). Bahkan Reynald de Chatillon, seorang Templar Kabalis yang berkuasa atas markasnya di Kerak, utara Yerusalem, sempat menghimpun armada lautnya untuk menyerang Mekkah. Namun gagal. Reynald ini dikenal gemar menghujat Rasulullah.
Dalam pertempuran di tahun 1187 melawan pasukan Shalahudin al-Ayyubi, Reynald berhasil ditebas lehernya oleh Shalahuddin setelah tanpa diminta ikut meminum air dari cangkir Shalahudin yang diberikan kepada Raja Yerusalem, Guy de Lusignan, yang juga seorang Templar. Setelah perang besar di tanduk Hattin inilah (1187), Yerusalem berhasil dibebaskan oleh pasukan Islam. Ksatria Salib yang masih tersisa dibiarkan pulang dengan aman ke Eropa. Di saat inilah Ordo Sion ‘menceraikan’ Templar dan mengubah diri menjadi Ordo Biarawan Sion.

Templar menjadikan Perancis Selatan sebagai markas besarnya setelah terusir dari Yerusalem. Setelah gagal membujuk para raja Eropa untuk menghimpun kekuatannya lagi guna merebut Yerusalem dari tangan pasukan Shalahudin al Ayyubi, Templar menjadi kelompok yang ditakuti sekaligus dibenci di Eropa karena tindak-tanduknya yang sering menghina Gereja dan para Raja Eropa. Kelakuannya inilah yang akhirnya, membuat Raja Perancis Philip le Bel bersama-sama dengan Paus Clement V menghimpun kekuatan dan menumpas Templar dari Eropa yang dimulai dalam satu serangan besar pada tanggal 13 Oktober 1307. Grandmaster Templar Jacques de Molay tertangkap dan di bakar hidup-hidup di Perancis pada tahun 1314.
Para Templar banyak melarikan diri ke Skotlandia, sebuah kerajaan yang saat itu menjadi satu-satunya wilayah yang tidak berada dalam kekuasaan Vatikan. Di Skotlandia, dalam perlindungan King Robert de Bruce, para Templar dengan cepat menguasai gilda-gilda serikat tukang batu bernama Mason yang kemudian mengubah namanya menjadi Freemasonry. Gilda-gilda Mason yang merupakan asrama dan tempat pertemuan para tukang batu tersebut bernama Loji (Lodge), dan nama itu kemudian dijadikan nama rumah ibadah Kabbalah di seluruh dunia hingga kini.
Tidak semua Templar sembunyi di Skotlandia. Yang lari ke Malta mengubah diri menjadi Ksatria Malta (Knights of Rhodes), yang ke Bavaria menjadi Knights of Teutonic, dan yang ke Portugis, Spanyol, dan Italia menjadi Knights of Christ, dan sebagainya. Mereka dengan sabar dan lewat jalan konspirasi, terus berjuang menguasai Eropa dan mencita-citakan bisa menundukkan seluruh dunia hingga tercipta satu sistem dunia di bawah kepemimpinan mereka (The New World Order) atau Tata Dunia Baru. (rz)
Sumber : Majalah Eramuslim Digest

Rabu, 22 Agustus 2012

BUKTI KEBESARAN ALLAH PADA TULANG EKOR

Ketika kita wafat, maka kita akan dikebumikan dan setelah beberapa tahun tubuh kita akan menjadi tulang-belulang. Beberapa tahun kemudian tulang-belulang itupun akan hancur dan berubah menjadi semacam biji, dan di dalam biji tersebut, kita akan menemukan satu tulang yang sangat kecil disebut 'ajbudz dzanab (tulang ekor). Dari tulang inilah kita akan dibangkitkan oleh Allah azza wa jalla pada hari kiamat.





"Tiada bagian dari tubuh manusia kecuali akan hancur (dimakan tanah) kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor, darinya manusia dirakit kembali pada hari kiamat" ( HR. Al Bukhari, Nomor 4935 )

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Seluruh bagian tubuh anak Adam akan (hancur) dimakan tanah kecuali tulang ekor ('ajbudz dzanab), darinya tubuh diciptakan dan dengannya dirakit kembali." (Imam Muslim, Nomor 2955).

Belasan abad lamanya, hadits tersebut menjadi hal yang gaib yang tidak mungkin bisa dijelaskan dengan logika. Seiring berjalannya waktu beberapa penelitian ilmiah mampu menjelaskan kebenaran hadits tersebut dikemudian hari.

Seiring kemajuan tekhnologi, fungsi organ tersebut kian terkuak. Tulang ekor menyangga tulang-tulang di sekitar panggul dan merupakan titik pertemuan dari beberapa otot kecil. Tanpa tulang ini, manusia tidak akan bisa duduk nyaman.

Seorang Ilmuwan Jerman, Han Spemann, berhasil mendapatkan hadiah nobel bidang kedokteran pada tahun 1935. Dalam penelitiannya ia dapat membuktikan bahwa asal mula kehidupan adalah tulang ekor. Darinyalah makhluk hidup bermula. Dalam penelitiannya ia memotong tulang ekor dari sejumlah hewan melata, lalu mengimplantasikan ke dalam embrio Organizer atau pengorganisir pertama.

Pada saat sperma membuahi ovum (sel telur), maka pembentukan janin dimulai. Ketika ovum telah terbuahi (zigot), ia terbelah menjadi dua sel dan terus berkembang biak. Sehingga terbentuklah embryonic disk (lempengan embrio) yang memiliki dua lapisan.

Lapisan pertama, External Epiblast yang terdiri dari cytotrophoblasts , berfungsi menyuplai makanan embrio pada dinding uterus, dan menyalurkan nutrisi dari darah dan cairan kelenjar pada dinding uterus.

Sedangkan lapisan kedua, Internal Hypoblast yang telah ada sejak pembentukan janin pertama kalinya. Pada hari ke-15, lapisan sederhana muncul pada bagian belakang embrio dengan bagian belakang yang disebut primitive node (GUMPALAN SEDERHANA).

Dari sinilah beberapa unsur dan jaringan, seperti ectoderm, mesoderm, dan endoderm terbentuk.- Ectoderm, membentuk kulit dan sistem syaraf pusat.- Mesoderm, membentuk otot halus sistim digestive (pencernaan), otot skeletal (kerangka), sistem sirkulasi, jantung, tulang pada bagian kelamin, dan sistem urine (selain kandung kemih), jaringan subcutaneous, sistem limpa dan kulit luar.- Sedangkan, Endoderm, membentuk lapisan pada sistim digestive, sistem pernafasan, organ-organ yang berhubungan dengan sistem digestive (seperti hati dan pancreas), kandung kemih, kelenjar thyroid (gondok), dan saluran pendengaran. Gumpalan sederhana inilah yang mereka sebut sebagai TULANG EKOR

Pada penelitian lain, Han mencoba menghancurkan tulang ekor tersebut. Ia menumbuknya dan merebusnya dengan suhu panas yang tinggi dan dalam waktu yang lama. Setelah menjadi serpihan halus, ia mencoba mengimplantasikan bubuk tulang itu pada janin lain yang masih dalam tahap permulaan embrio. Hasilnya, tulang ekor itu tetap tumbuh dan membentuk janin sekunder pada guest body (organ tamu). Meskipun telah ditumbuk dan dipanaskan sedemikian rupa, tulang ini tidak 'hancur'.

Dr.Othman al Djilani dan Syaikh Abdul Majid juga melakukan penelitian serupa. Pada bulan Ramadhan 1423 H, mereka berdua memanggang tulang ekor dengan suhu tinggi selama sepuluh menit. Tulang pun berubah, menjadi hitam pekat. Kemudian, keduanya membawa tulang itu ke al Olaki Laboratory, Sana’a, Yaman, untuk dianalisis. Setelah diteliti oleh Dr. al Olaki, pfofesor bidang histology dan pathologi di Sana’a University, ditemukanlah bahwa sel-sel pada jaringan tulang ekor tidak terpengaruh. Bahkan sel-sel itu dapat bertahan walau dilakukan pembakaran lebih lama!!

Dari sinilah, balasan pada hari kiamat kelak tidak akan pernah tertukar. Dari tulang ekor inilah, manusia akan kembali dicipta, dan mereka akan diberi balasan sesuai dengan kadar amal-amal mereka.

Wallahu'alam

Maha suci Allah denga segala Kekuasaannya

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ خَلْقَهُ ۖ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ
Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?" (Yâ- Sîn 78)

قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ
Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk" (Yâ- Sîn 79)

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (Fushshilat 53).


.. Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Salam santun dan keep istiqomah ...

--- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini ... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan ... ----

Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#


Sumber : Sudah tahukah Anda?

Minggu, 27 Mei 2012

File MIDI Menggunakan Bug Windows untuk Melayani Malware

Peneliti keamanan menemukan sebuah file MIDI berbahaya yang dapat memungkinkan penyerang untuk mengeksekusi kode arbitrer jarak jauh menggunakan celah kerentanan yang ditambal oleh Microsoft dengan Pembaruan Keamanan mereka yang di rilis pada tanggal 10 Januari 2012 lalu.

Pada kenyataannya, banyak pengguna yang gagal menerapkan patch keamanan yang telah dirilis. Seorang pakar sosial kriminal cyber mencurigai pengguna yang mengeksekusi sebuah file MIDI yang buruk telah membawa potongan malware dan beberapa diantaranya memiliki kemampuan rootkit.
Ahli dari Trend Micro menemukan sebuah domain yang berisi tiga file berbahaya yang dirancang untuk memicu kerentanan Windows ketika Windows Multimedia Library di Windows Media Player (WMP) gagal untuk menangani/memainkan file MIDI.
File HTML yang melayani unsur yang berbahaya adalah HTML_EXPLT.QYUA, disebut juga TROJ_MDIEXP.QYUA (file MIDI) yang dapat memicu eksploitasi dan memanfaatkan JavaScript yang terdeteksi sebagai JS_EXPLT.QYUA untuk memecahkan kode shellcode yang tertanam dalam tubuh HTML.
Setelah lubang keamanan berhasil dieksploitasi, shellcode dijalankan dan terhubung ke situs untuk men-download kode biner yang dienkripsi dan diidentifikasi sebagai TROJ_DLOAD.QYUA.
Saat ini TROJ_DLOAD.QYUA masih sedang dipelajari, tetapi analisis awal menunjukkan bahwa muatan yang ada sangat berbahaya, karena RTKT_MDIEXP.QYUA memiliki kemampuan rootkit, dan Backdoor yang disebut BKDR_EAYLA.QYUA.
Pengguna Internet yang sudah menerapkan update untuk alamat kelemahan-kelemahan ini dipastikan aman, tetapi bagi mereka yang belum menginstal patch dari Bulletin Keamanan yang di telah rilis bulan Januari ini disarankan untuk segera melakukannya.
Dan jika anda menemukan Media Player pada layar yang memainkan file MIDI yang mencurigakan, segera matikan koneksi internet anda selanjutnya computer anda. Jalankan scan sistem dengan lengkap menggunakan solusi antivirus yang up-to-date untuk memastikan tidak ada jejak dari malware yang tertinggal.

Sumber beritanet.com

Jumat, 25 Mei 2012

Makna (Tafsir) QS. HUD 118-119


Allåh subhanahu wa ta’ala berfirman, yang artinya:
“Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berikhtilaf (berselisih pendapat). Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka … .”
(QS. Hud : 118-119)
I. Makna Lafadh
“Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu … .”
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa Dia Maha Kuasa untuk menjadikan mereka semua sebagai umat yang satu di atas keimanan atau kekufuran. Demikian perkataan Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya 2/481 ketika menerangkan ayat Allah yang mulia ini.
Imam Qatadah rahimahullah menjelaskan : “Kalau Allah menghendaki, tentu Dia akan menjadikan seluruh umat manusia ini sebagai Muslimin.” (Jami’ul Bayan 7/137 nomor 18712)
“Mereka senantiasa berikhtilaf (berselisih pendapat) … .”
Para ulama Ahli Tafsir di kalangan Salaf berbeda pendapat di dalam menerangkan maksud ikhtilaf yang ada dalam ayat ini dalam beberapa pendapat sebagai berikut :
1. Sebagian ada yang menyatakan bahwa ikhtilaf yang dimaksud adalah ikhtilaf dalam masalah agama dan ahwa (hawa nafsu).
Menurut Al Hasan Al Bashri : “Seluruh umat manusia berselisih dalam beraneka ragam agama kecuali yang dirahmati oleh Rabbmu karena orang yang dirahmati tidak akan berselisih.” (Jami’ul Bayan 7/138 nomor 18715)
Kata Imam ‘Atha’ : “Mereka (orang-orang yang ikhtilaf) adalah yahudi, nashrani, dan majusi, sedangkan Al Hanafiyah (kaum Muslimin) adalah orang-orang yang dirahmati Allah Azza wa Jalla.” (Jami’ul Bayan 7/137 nomor 18713 dan Ad Durrul Mantsur 4/491)
Kata Ikrimah, murid Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma : “Mereka senantiasa ikhtilaf dalam hawa nafsu.” Hal ini seperti yang dinukilkan oleh Imam Ibnu Jarir At Thabari dalam Tafsir-nya, Jami’ul Bayan 7/139 nomor 18727 dan Imam As Suyuthi dalam Ad Durrul Mantsur 4/492.
2. Sebagian lagi ada yang mengatakan bahwa ikhtilaf yang dimaksud dalam ayat ini adalah ikhtilaf dalam masalah rizki, sebagian ada yang kaya dan yang lain fakir miskin.
Dalam sebuah riwayat dari Al Hasan Al Bashri disebutkan bahwa beliau rahimahullah mengatakan : “Yakni mereka berikhtilaf dalam masalah rizki sehingga sebagian mereka mengejek dan menghinakan sebagian yang lain.” (Jami’ul Bayan 7/139 nomor 18732 dan Ibnu Katsir 2/482)
3. Sebagian lagi ada yang menyebutkan bahwa ikhtilaf dalam ayat ini adalah ikhtilaf dalam hal rahmat dan maghfirah (ampunan) seperti yang dibawakan oleh Ibnu Jarir At Thabari dalam tafsirnya, Jami’ul Bayan 7/139.
Dari tiga pendapat yang disebutkan oleh para pakar tafsir di atas, yang paling rajih (kuat) adalah pendapat yang menyatakan bahwa ikhtilaf dalam ayat ini adalah ikhtilaf dalam beraneka ragam agama dan hawa nafsu, sebagaimana yang ditegaskan oleh Ibnu Jarir At Thabari dalam tafsirnya.
Beliau mengatakan : “Pendapat yang paling kuat dalam menerangkan pengertian ikhtilaf yang tersebut dalam ayat ini adalah pendapat yang menyatakan bahwa umat manusia ini senantiasa berikhtilaf dalam perkara agama dan hawa nafsu mereka. Sehingga agama, hawa nafsu, dan kelompok mereka beraneka ragam bentuknya, kecuali orang-orang yang dirahmati Allah Azza wa Jalla, yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para Rasul-Nya. Hal ini karena mereka tidak pernah berikhtilaf dalam mengesakan Allah, membenarkan para Rasul dan risalah yang mereka bawa. (Jami’ul Bayan 7/139). Pendapat ini juga dikuatkan dan dishahihkan oleh Al Hafidh Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir-nya 2/481.
Oleh sebab itu, para Ahli Tafsir menjelaskan bahwa mukhtalifin (orang-orang yang ikhtilaf) dalam ayat ini adalah yahudi, nashrani, majusi, dan ahlul bathil (ahlul bid’ah) dari kalangan Muslimin.
Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhu menjelaskan : “Mereka (orang-orang yang ikhtilaf) adalah ahlul bathil.” (Jami’ul Bayan 7/138 nomor 18725 dan Ad Durrul Mantsur 4/491)
Keterangan senada juga dijelaskan oleh murid beliau, Mujahid bin Jabr Al Makki, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Abu Ishaq Asy Syathibi dalam kitabnya Al I’tisham 1/62.
“Kecuali orang-orang yang dirahmati oleh Rabbmu … .”
Orang yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Ahlul Qiblat (Muslimin), pengikut para Rasul alaihimus shalatu was salam, Ahlul Haq Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhu mengatakan : “Mereka adalah Ahlul Haq.” (Jami’ul Bayan 7/138 nomor 18725 dan Ad Durrul Mantsur 4/491)
Pernyataan senada juga ditegaskan oleh para Ahli Tafsir jaman dahulu semisal Mujahid dan Abdullah bin Al Mubarak, sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Jarir At Thabari dalam Jami’ul Bayan 7/138.
Ikrimah radliyallahu ‘anhu mengatakan : “Mereka adalah Ahlul Qiblah (kaum Muslimin).” (Ad Durrul Mantsur 4/492)
Beliau juga menegaskan : “Mereka adalah Ahlus Sunnah wal Jamaah.” (Al I’tisham 1/62)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan : “Yakni orang yang dirahmati dari pengikut para Rasul, orang-orang yang berpegang teguh dengan norma-norma agama yang diperintahkan kepada mereka. Para Rasul sejak dahulu telah mengajarkan kepada umatnya segala permasalahan agama dan kebiasaan mereka ini terus berjalan sampai penutup para Nabi dan Rasul. Maka para pengikutnya pun mengikutinya, membenarkan, dan membelanya, akhirnya mereka pun sukses memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat, merekalah Al Firqatun Najiah. (Ibnu Katsir 2/481-482)
“Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka … .”
Para Ahli Tafsir terdahulu berbeda pendapat dalam menerangkan maksud dan tujuan Allah menciptakan mereka dalam ayat mulia ini.
1. Sebagian mereka ada yang mengatakan bahwa Allah menciptakan mereka untuk berikhtilaf sehingga diketahui mana yang bahagia dan mana yang sengsara.
Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhu mengatakan : “Allah menciptakan mereka menjadi dua golongan. Segolongan dirahmati sehingga mereka tidak berikhtilaf dan yang lain tidak dirahmati sehingga mereka berikhtilaf.” (Jami’ul Bayan 7/140 nomor 18739 dan Ad Durrul Mantsur 4/492)
Imam Malik rahimahullah mengatakan : “Allah menciptakan mereka supaya mereka menjadi dua kelompok. Sekelompok dalam Surga dan yang lain dalam neraka.” (Jami’ul Bayan 7/140 nomor 18742)
Al Hasan Al Bashri menegaskan : “Allah menciptakan mereka untuk ikhtilaf.” (Jami’ul Bayan 7/139 nomor 18737)
2. Sebagian lagi ada yang menyatakan bahwa Allah menciptakan mereka untuk dirahmati, tidak untuk diadzab.
Mujahid dan Qatadah mengatakan : “Allah menciptakan mereka untuk dirahmati.” (Jami’ul Bayan 7/140-141 nomor 18743 dan 18747)
Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Abbas disebutkan bahwa beliau mengatakan : “Allah menciptakan mereka untuk dirahmati, bukan untuk diadzab.” (Jami’ul Bayan 7/141 nomor 18751)
Ibnu Jarir At Thabari dalam Jami’ul Bayan 71141 mengatakan : “Pendapat yang rajih (kuat) dari dua pendapat di atas ialah pendapat yang mengatakan bahwa Allah menciptakan mereka untuk berikhtilaf sehingga diketahui mana yang bahagia dan mana yang sengsara. Karena Allah menyebutkan adanya dua kelompok dari makhluknya, sekelompok ahlul ikhtilaf ahlul bathil dan yang lain Ahlul Haq. Kemudian setelah itu Allah menyatakan : ‘Untuk itulah Dia menciptakan mereka.’ Dalam pernyataan itu, Allah mengumumkan sifat dua kelompok tersebut, lalu Allah mengabarkan bahwa dua kelompok itu dimudahkan untuk menjalani tujuan mereka diciptakan.”
II. Tafsir Ayat
Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa bila Dia menghendaki untuk menjadikan umat manusia ini sebagai umat yang satu di atas keislaman maupun kekufuran, niscaya Dia akan mampu melakukannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan dalam ayat lain :
“Dan jikalau Rabbmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?” (QS. Yunus : 99)
Tapi sunnatullah telah menetapkan bahwa umat manusia akan berpecah dan berikhtilaf disebabkan kedhaliman, kesesatan, dan penyimpangan mereka.
“Dahulu manusia itu adalah umat yang satu (setelah timbul perselisihan). Maka Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan … .” (QS. Al Baqarah : 213)
Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhu menjelaskan : “Jarak antara Nuh dan Adam ada sepuluh qurun (generasi). Semuanya di atas syariat yang Haq, lalu mereka berikhtilaf. Maka Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan.” (Tafsir Ibnu Katsir 1/310)
“Mereka berikhtilaf karena telah terjadi di kalangan mereka beragam kesyirikan dan penyimpangan, lalu Allah mengutus para Nabi untuk mengembalikan umat manusia kepada agama tauhid yang mereka anut sebelum terjadi ikhtilaf.” Demikian kata Syaikh Ahmad Sallam dalam bukunya Ma Ana ‘Alaihi wa Ashhabi halaman 16.
Dalam buku yang sama, beliau menegaskan : “Perpecahan ini merupakan sunnatullah yang berlaku atas para pembangkang dan penyimpang. Hal ini merupakan hakikat yang dinyatakan dalam Al Qur’an secara qath’i (pasti).” (Ma Ana ‘Alaihi wa Ashhabi halaman 15)
Masalah ini pun telah diberitakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam haditsnya :
“Ketahuilah! Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari ahlul kitab berpecah menjadi 72 millah (agama/syariat), sedangkan umat ini akan berpecah menjadi 73 millah, 72 di neraka dan yang satu di Surga, yaitu Al Jamaah.” (HR. Abu Dawud 12/340, At Tirmidzi 7/397, dan dishahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani dalam Ash Shahihah nomor 204)
Ikhtilaf (perselisihan) dan perpecahan yang terjadi di umat manusia adalah perpecahan dalam masalah syariat agama dan prinsip-prinsip pijakan beragama, seperti yang disebutkan oleh para Ahli Tafsir ketika menjelaskan surat Hud ayat 118-119 di atas. Inilah yang menyebabkan firqah-firqah (golongan) sesat yang ada di setiap umat terpisah dari Al Jamaah, pengikut para Nabi dan Rasul. Karena ini pulalah mereka disebut sebagai firqah (kelompok sempalan).
Abu Ishaq As Syathibi rahimahullah menjelaskan : “Golongan-golongan ini disebut sebagai firqah karena mereka menyelisihi Al Firqatun Najiah (golongan yang selamat) dalam prinsip agama dan kaidah syariat … .” (Al I’tisham 2/200)
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengecualikan orang-orang yang Dia rahmati dari perpecahan yang menimpa seluruh umat manusia.
Imam Qatadah rahimahullah menjelaskan : “Orang-orang yang dirahmati Allah adalah Ahlul Jamaah (bersatu) sekalipun rumah, daerah, dan jasad mereka berpisah. Sedangkan orang-orang yang mendurhakai Allah adalah ahlul furqah meskipun rumah, daerah, dan jasad mereka bersatu.” (Jami’ul Bayan 7/139 nomor 18727 dan Ad Durrul Mantsur 4/492)
Ahlul Jamaah akan senantiasa ada, ditolong, dibela, dan dirahmati Allah ‘Azza wa Jalla sampai menjelang hari kiamat nanti. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Akan senantiasa ada satu kelompok dari umatku yang ditolong, tidak memudlaratkan mereka orang yang menghinakan mereka sampai menjelang terjadinya kiamat.” (HR. Ahmad 4/436, At Tirmidzi 2287, Ibnu Majah 6, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah 1/3/135)
Setelah itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan kembali bahwa Dia menciptakan umat manusia untuk berikhtilaf agar diketahui orang bahagia yang akan mendapatkan Surga-Nya dan orang sengsara yang mendapatkan siksa-Nya.
Allah Ta’ala berfirman, yang artinya :
“Di kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara melainkan dengan ijin-Nya, maka di antara mereka ada yang celaka, ada pula yang bahagia. Adapun orang-orang yang celaka maka tempatnya di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih). Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Rabbmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dikehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia maka tempatnya di dalam Surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain), sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (QS. Hud : 105-108)
III. Ahlul Bid’ah Penyebab Perpecahan Umat
Bila kita membuka lembaran kitab suci Al Qur’an, mengkaji hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, dan menelaah kitab-kitab para Imam Ahlus Sunnah baik dulu maupun sekarang, kita akan menjumpai beberapa sebab timbulnya perpecahan umat.
“Di antara sekian banyak penyebab perpecahan umat adalah bid’ah dan ahlul bid’ah, karena setiap bid’ah pasti bergandengan dengan furqah (perpecahan) dan sunnah pasti bergandengan dengan jamaah (persatuan).” Kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitabnya Al Istiqamah 1/42.
Syaikh Abdus Salam Barjas menegaskan : “Ahlul bid’ah adalah ahlul ikhtilaf dan iftiraq (penyebab perselisihan dan perpecahan) sebab mereka meninggalkan sunnah dan mengikuti subul (jalan-jalan yang menyimpang).” (Dlaruratul Ihtimam bis Sunnah 55)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka (terserah) kepada Allah. Kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.” (QS. Al An’am : 159)
“Dhahir ayat (di atas) menunjukkan bahwa setiap orang yang mengada-adakan bid’ah dalam agama, baik khawarij maupun yang lainnya termasuk dalam ayat ini. Karena bila mereka telah mengadakan bid’ah maka mereka akan saling berdebat lalu mereka pun berpecah menjadi bergolong-golongan.” Demikian kata Al Qadli Ismail sebagaimana yang disebutkan oleh Abu Ishaq Asy Syathibi dalam Al I’tisham 1/61.
Ibnu Athiyah rahimahullah menegaskan : “Ayat ini mencakup semua ahlul ahwa, ahlul bid’ah, orang-orang yang menyimpang, dan juga orang-orang yang ta’ammuq (berlebih-lebihan) dalam berdebat dan berkecimpung dalam ilmu kalam.”
Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir-nya 2/196 menjelaskan : “Ayat ini mencakup semua orang yang memecah belah agama Allah dan menyelisihinya, karena Allah telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang Haq untuk dimenangkan di atas semua agama yang lain. Sedangkan syariat Allah hanya satu, tidak ada ikhtilaf ataupun iftiraq (perpecahan) padanya. Barangsiapa berikhtilaf dalam syariat dan menjadi syiya’ (kelompok-kelompok) semisal ahlul hawa, kelompok-kelompok sesat, dan pengikut millah-millah (agama-agama) sesat, maka Allah telah membebaskan tanggung jawab Rasul-Nya dari mereka semua.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan siksa yang berat.” (QS. Ali Imran : 105)
Imam Qatadah menjelaskan : “Yang dimaksud oleh Allah dalam ayat ini adalah ahlul bid’ah.” (Lihat Dlaruratul Ihtimam bis Sunnah halaman 55)
Penutup
Dari uraian di atas, kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa salah satu penyebab perpecahan umat adalah ahlul bid’ah, karena termasuk ciri khas dan syiar mereka adalah furqah (perpecahan).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan : “ … adapun firqah-firqah lainnya, mereka adalah orang-orang yang menyimpang, biang perpecahan, ahlul bid’ah, dan ahlul hawa … sedangkan syiar mereka adalah mufaraqah (meninggalkan) Al Qur’an, As Sunnah, dan Ijma’.” (Majmu’ Fatawa 3/345-346)
Dengan demikian, dengan tegas kita menyatakan : Di mana ada kebid’ahan, baik bid’ah ‘amaliyah, bid’ah i’tiqadiyah, maupun bid’ah pemikiran, maka di situ pasti ada perpecahan. Dan di mana terjadi perpecahan maka di situ pasti terjadi bid’ah sebagai biangnya.
Kalau ada orang yang mengatakan bahwa dakwah Salafiyah dakwah tauhid dan dakwah sunnah beserta dai-dainya adalah biang perpecahan umat, berarti orang tersebut menuduh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan para shahabat pengikutnya sebagai biang perpecahan umat. Inilah ciri khas pada ahlul bid’ah sejak dahulu sampai sekarang.
Orang semacam ini telah menentang dan menyelisihi banyak ayat Al Qur’an, hadits-hadits Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, dan keterangan para ulama yang menjelaskan bahwa biang perpecahan umat adalah bid’ah dan ahlul bid’ah.
Kalau ada orang yang mempunyai keyakinan semacam ini maka dia akan terjerumus ke dalam berbagai kebid’ahan yang akan mengantarkan dia kepada kemunafikan dan kekafiran.
Orang semacam ini mustahil akan mengikuti jalan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan para shahabatnya, padahal Allah telah mengancam :
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya lalu mengikuti selain jalan orang-orang Mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam neraka jahanam dan jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An Nisa’ : 115)
Oleh karena itu mari kita amalkan nasihat yang disampaikan oleh Abul Aliyah, beliau menasihatkan : “Hati-hatilah kalian terhadap kebid’ahan-kebid’ahan yang menimbulkan rasa permusuhan dan kebencian di kalangan manusia ini!”
Al Hasan Al Bashri råhimahullåh berkomentar dengan pernyataan Abul ‘Aliyah diatas: “Mudah-mudahan Allah merahmati dia (Abul Aliyah), dia benar dan telah memberi nasihat.” (Lihat Al Bida’ wan Nahyu ‘Anha halaman 32-33)
Ya Allah, jagalah kaum Muslimin dengan agama-Mu dan Sunnah Nabi-Mu dari berbagai ikhtilaf dalam Al Haq, dari ittiba’ul hawa (mengikuti hawa nafsu), mengikuti jalan-jalan kesesatan, perkara-perkara yang masih samar (syubhat), penyimpangan, dan perdebatan. Amin, Ya Rabbal Alamin.
Wallahu A’lam Bis Shawab.

Rabu, 23 Mei 2012

Membuat File Format ISO dengan Nero 8

Sebenarnya membuat file ISO itu mudah. Beberapa aplikasi yang pernah saya gunakan adalah power ISO dkk, pernah juga langganan menggunakan Ashampoo burning. Nah gimana jika menggunakan Nero Burning?
Inilah yang membuatku jengkel sebab pada kenyataannya ketika membuat file iso menggunakan Nero terkadang saya lupa-lupa ingat. Heran juga padahal sebenarnya gampang.
Oke agar tidak terlupa lagi maka saya berinisiatif menuliskan cara membuat file ISO ini menggunakan Nero daripada harus bongkar-bongkar menu ISO dalam kelupaan yang amat sangat dan ujung-ujungnya tanya "paman" Google lagi.
Berikut langkah-langkahnya :
1. Buka Nero Burning ROM (jangan Nero Express).
2. Secara otomatis menu New Compilation akan muncul.
3. Pilih tombol New pada bagian bawah New Compilation.
4. Maka muncul menu utama Burning ROM.
5. Pilih menu Extras dan Save Tracks atau cara cepatnya tekan saja tombol F9.
6. Setelah muncul menu Save Tracks maka tunggu beberapa saat nero membaca data pada CD/DVD 
   ROM.
7. Setelah itu informasi mengenai data yang akan dibuat file ISOnya muncul pada track list.
8. Ubahlah format filenya menjadi ISO (format defaultnya adalah nrg).
9. Ubah juga tempat menyimpan file ISOnya yang diinginkan pada menu path (defaultnya biasanya
    disimpan di Document).
10.Setelah selesai maka klik tombol GO dan tunggu hingga proses pembuatan ISO selesai.

Sekian semoga membantu.

Senin, 21 Mei 2012

Mencari Pekerjaan Yang Lebih Baik dan Berberkah

Beberapa waktu lalu saya diinformasikan lowongan kerja di bank. Untuk kesekian kalinya saya tidak tertarik. Meski gajinya lumayan gede namun ada alasan mendasar yang membuat hatiku selalu menolak tawaran ini. Menurut MUI bahwa hukum bunga bank adalah riba. Jadi tentu saja gajiku nantinya adalah haram.
Situasi ini memang dilematis bagi sebagian umat Islam di Indonesia dan negara lainnya. Namun, bukan berarti kita menyerah dan hanyut dalam situasi yang jelas-jelas Allah haramkan ini. Prinsipnya bertakwalah pada Allah semampu yang kita lakukan.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan ( meninggalkan sisa riba ), ketahuilah Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan, jika kamu bertobat ( dari pengambilan riba ), bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak ( pula ) dianiaya.“ ( QS alBaqarah [2] : 278-279 ).
Berdasarkan ayat di atas, dapat ditangkap pesan bahwa di antara misi utama sistem perekonomian Islam adalah memerangi sistem ekonomi riba. Karena prinsip dasar ekonomi Islam adalah bekerja untuk berinfak di jalan Allah, bukan untuk menumpuk dan menimbun (  ihtikar ) demi memperkaya diri kita sendiri. Allah melaknat para pelaku ekonomi riba.
Diriwayatkan dari Jabir, ia berkata, “Rasulullah melaknat pemakan harta riba, yang memberi makan orang lain dengan riba, penulis riba, dan dua orang saksinya. Dan, ia mengatakan, “Mereka semua itu sama.“ ( HR Muslim ). Hadis ini tidak hanya melaknat pemakan riba, tetapi juga para pemberi makan dengan riba serta semua manajemen yang terlibat dalam menyelenggarakan sistem ekonomi ribawi.
Dan, sungguh besar dosa riba itu sehingga disepadankan oleh Rasulullah bagai menikahi ibundanya sendiri. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Riba itu ( ada ) 70 dosa. Yang paling ringan adalah ( seperti ) seorang laki-laki yang menikahi ibunya sendiri.“ ( HR Ibnu Majah, al-Baihaqi, Ibnu Abi Syaibah, dan Ibnu Abi Dunya ).
Secara fikih, menurut jumhur ulama, bekerja di bank konvensional yang mempraktikkan riba dalam berbagai kontrak dan transaksinya, termasuk ke dalam golongan yang dilaknat oleh Rasulullah. Hal itu juga merupakan bentuk tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran yang diancam dengan siksaan yang pedih dari Allah.
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam ( mengerjakan ) kebajikan dan takwa, jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan, bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya.“ ( QS al-Maidah [5] : 2 ).
Dengan demikian, gaji yang diterima dari bekerja di bank atau lembaga ribawi hukumnya adalah haram dan harus dikeluarkan untuk kepentingan umum atau diberikan kepada fakir miskin yang membutuhkannya. Tetapi, itu bukan merupakan sedekah karena harta itu sejatinya bukan hak milik orang itu, melainkan harta haram yang harus dibersihkan dari dirinya.
Imam Nawawi dalam kitab al-Majmu’ menjelaskan, jika orang yang memiliki harta haram itu menyerahkannya kepada seorang fakir, harta itu tidak lagi haram bagi si fakir, tapi menjadi halal dan baik. Dan, jika yang memiliki harta haram itu termasuk orang fakir, dia boleh memberikan harta itu untuknya dan keluarganya.
Alasannya, jika keluarga yang menjadi tanggungannya itu fakir, sifat fakir itu ada pada mereka, bahkan mereka lebih utama untuk diberi. Begitu juga, dia boleh mengambil sekadar kebutuhannya karena dia juga fakir.
Walau ada juga sebagian ulama yang membolehkan seseorang bekerja di bank atau lembaga riba, itu dengan syarat jika tidak ada pekerjaan lain sehingga terpaksa bekerja di lembaga tersebut dengan dalil darurat ( keterpaksaan ).
Sebab, darurat itu sesuai dengan ukuran keterpaksaan. Bersikaplah positif pada janji Allah yang pasti terjadi, dan bertakwalah padanya dalam mencari rezeki yang halal.
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan, memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan ( keperluan )-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang ( dikehendaki )-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.“ ( QS al-Thalaq [65] : 2-3 ).
Diriwayatkan dari Umar bin al-Khattab bahwa Rasulullah bersabda, “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, sungguh kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki, di mana di pagi hari ia keluar dalam keadaan perut kosong dan kembali dalam keadaan kenyang.“ ( HR Ahmad, al-Nasa’i, al-Hakim, dan al-Baihaqi ).
Dan, selama belum mendapatkan pekerjaan atau usaha lainnya, tidak apa-apa menggunakan gaji dari bekerja di bank riba tersebut sesuai kebutuhan, sedangkan sisanya diberikan untuk kepentingan sosial atau diserahkan kepada fakir miskin. Wallahu a’lam bish shawab. Sumber : Konsultasi Agama, Republika, Rabu, 9 Mei 2012/17  Jumadil Akhir 1433 H
Lalu pekerjaan apa yang bisa meningkatkan kesejahteraanku dengan latar belakangku  lulusan IT dari Universitas negeri terkenal pula. Baik kita lihat dulu beberapa data standar gaji karyawan bidang IT menurut Kelly:
  • Analyst Programmer / Software Engineer : 3.000.000 – 7.000.000
  • Project Manager : 10.000.000 – 18.000.000
  • Systems/Network Administrator : 5.000.000 – 9.000.000
  • Technical Consultant : 10.000.000 – 15.000.000
  • Database Administrator : 5.000.000 – 15.000.000
 Berdasarkan bidang saya adalah System/Network Administrator jelas minimal gaji saya adalah kurang lebih 5.000.000 rupiah perbulan. Lalu kenapa saya masih betah mengajar di SMK dengan rata-rata gaji 1.500.000 - 2.000.000 perbulan?
Alasan utamanya adalah karena kesehatan saya. Tubuh saya memiliki gangguan kesehatan. Beberapa kondisi tertentu dapat mengganggu kinerjaku. Tubuhku terutama bagian kepala tidak tahan jika terkena angin, baik itu angin alami, kipas angin ataupun angin AC dapat memberikanku gejala migrain akut tak tertahankan yang diikuti rasa mual dan muntah. Begitupun dengan mataku yang sangat sensitif cahaya dapat juga memicu terkena migrain akut.
Saat ini saya terus mnegobati penyakit ini dan tak henti berdoa agar bisa sehat kembali. Insya Allah jika kondisiku kembali normal tentu saya akan mencari pekerjaan yang lebih layak ataupun mewujudkan cita-citaku menjadi pengusaha sukses.
Untuk kondisiku sekarang pekerjaan menjadi guru adalah yang paling pas buat diriku. Meski masih menjadi guru swasta tapi masih berberkah dan tentunya membagi ilmu adalah bentuk amal jariyah yang amalannya tak berhenti sekalipun kita sudah meninggal.
Tapi dengan alasan masa depan juga saya mencari jalan menuju sertifikasi guru dan selanjutnya menjadi guru PNS. Saya juga mencari peluang menjadi dosen PNS. Sebab jika melihat umur semestinya saya harus segera memastikan segera masa depanku kelak meski sejujurnya saya tidak ingin menjadi PNS. Insya Allah ,,, Allah SWT selalu memberi jalan terbaik buat diriku. Amiiin


Jadwal SIM Keliling Makassar


Anda ingin perpanjang SIM. Bagi yang berdomisili di Makassar mungkin informasi ini dapat membantu.
Jadwal SIM Keliling
1.Senin, depan Ramayana jl A.P.Pettarani (kec Panakukang).
2.Selasa, depan Swalayan Citra Sudiang
3.Rabu, depan Pasar Pannampu dan Pasar Butung
4.Kamis, Dipertigaaan masuk Perumnas Antang
5.Jumat, di Lapangan Hertasning (depan Kantor PLN)
6.Sabtu, dekat Pasar Pabaeng-baeng dan Jl Cendrawasih (kec. Mariso)
 Sumber www.mail-archive.com/blogger_makassar@yahoogroups.com